Pasar Terapung Lok Baintan






Pasar terapung merupakan pasar yang sangat terkenal di Kalimantan Selatan dan telah dijadikan objek wisata. Namun selama ini yang terkenal dan banyak
dikunjungi wisatawan adalah pasar terapung Muara Kuin yang ada di Banjarmasin.

Untuk menambah wawasan tempat wisata yang menyenangkan, saya akan mengajak anda jalan-jalan ke pasar terapung kedua. Yup! Ternyata di Kalimantan Selatan ada dua pasar terapung; Muara Kuin dan Lok Baintan.
Pasar terapung di desa Lok Baintan sebenarnya sudah sejak lama sama lamanya dengan pasar terapung di Muara Kuin. Pasar ini belum terlalu terkenal karena akses menuju pasar ini lumayan susah dibanding Muara Kuin. Sangat jauh

Jalanan sepanjang dari kota menuju desa itu di aspal, walaupun tidak mulus karena banjir menjadi sedikit rusak seperti jalan yang berlubang-lubang tapi cukup nyaman untuk mempercepat akses kesana daripada tidak di aspal sama sekali. Kalau dari kota Martapura jika anda ingin menggunakan trasportasi umum, maka anda harus menuju terminal pasar Batuah terlebih dahulu. Terminal ini berada ditengah kota samping masjid agung
Al-Karomah. Lalu pilih angkutan desa menuju Sungai Tabuk. Sampai di terminal Sungai Tabuk, anda harus ganti angkot menuju kecamatan Gambut tetapi saat simpang perempatan arah Gambut anda harus turun dan melanjutkan perjalanan yang ada disekitar sana.
Memang lebih repot, khawatirnya anda malahan tersesat karena memang jauh di pedalaman letak pasar terapung satu ini. Tapi disitulah letak petualangan yang mengasyikan. Anda bisa melihat ko
ndisi desa daerah tropis khas Kalimantan, daerah pinggiran Sungai Martapura. Banyak pohon nipah di sepanjang jalan, biasanya daun nipah digunakan untuk atap rumah.

Memang lebih repot, khawatirnya anda malahan tersesat karena memang jauh di pedalaman letak pasar terapung satu ini. Tapi disitulah letak petualangan yang mengasyikan. Anda bisa melihat ko

Pasar terapung ini sangat eksotis karena belum terlalu ramai terjamah para wisatawan. Masih sangat original, mereka melakukan transaksi jual beli di atas perahu. Mereka menjual hasil kebun yang selam ini mereka tanam, seperti limau (jeruk), pisang manurun, kangkung, bayam, petai, ketapi, jambu air, nangka belanda (sirsak), kelapa, daun singkong, iwak papuyu (ikan papuyu), iwak haruan, udang galah,
wadai (kue), sampai pakaian, dan semuanya itu dijual diatas perahu yang bergoyang-goyang pelan mengikuti riak arus sungai Martapura.

Beginilah kehidupan masyarakat bantaran sungai sedikitnya daratan membuat sungai menjadi lahan alternatif mereka untuk membuka pasar. Sungai sebagai jalan, sungai untuk pasar, sungai untuk mandi dan mencuci, kehidupan sehari-hari terpusat di sungai.
Acil-acil (panggilan untuk penjual wanita; tante) ini mengayuh dayung dengan tangkas tanpa takut terjatuh. Karena ini adalah pengalaman kedua saya naik jukung

Ibu dari enam anak ini memakai penutup kepala, sejenis kerudung yang diletakkan bertumpuk-tumpuk saling menyilang dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Sangat khas gaya wanita dewasa suku

Harganya sangat murah apalagi kalau anda membelinya grosir (jumlah yang banyak) atau diborng semuanya akan jauh lebih murah. Satu perahu diisi sekitar 300
biji limau hanya seharga Rp 30.000. Sayang sekali saya tidak bisa membeli banyak karena saya menggunakan sepeda motor jadi tidak bisa semuanya saya borong. Saya juga membeli buah ketapi, buah yang bikin gemes karena daging buahnya tipis dan biji buah besar sehingga cara memakan buah ini hanya diemut-emut saja seperti permen.

Memang ini adalah pusat grosir hasil kebun, biasanya setelah memborong mereka akan menjual lagi ke pasar yang lain. Seperti Acil Siti akan menjual daun singkong yang baru saja dia beli ke pasar terapung Muara Kuin esok
hari. Ada juga Acil Yati yang akan menjual limau madang ke pasar Batuah yang ada di Martapura.
Menyenangkan bisa merasakan pasar di atas air, karena saya sendiri sudah terbiasa dengan pasar konvensional yang ada di darat. Mungkin bagi masyarakat Lok Baintan justru pasar terapung ini biasa, malahan pasar di darat yang ada di kota sesuatu hal yang seru bagi mereka.

Menyenangkan bisa merasakan pasar di atas air, karena saya sendiri sudah terbiasa dengan pasar konvensional yang ada di darat. Mungkin bagi masyarakat Lok Baintan justru pasar terapung ini biasa, malahan pasar di darat yang ada di kota sesuatu hal yang seru bagi mereka.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih untuk komentar nya. keep in touch ya...