Banjir ! menyenangkan ! bisa berkumpul dengan keluarga!

Saya senang kalau banjir datang, saya senang kalau banjir itu terjadi di desa Tunggul Irang, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Disana ada di rumah nenek, ibu dari mama tapi sekarang telah didiami paman adik mama. Desa Tunggul Irang terletak di pinggiran sungai Antalangu.

Sebenarnya sungai Antalangu tidak akan meluap walaupun disana hujan setiap hari. Tapi yang meyebabkan desa Tunggul Irang langganan hampir tiap dua tahun sekali. Karena hujan saban hari terjadi di riam kanan, waduk penuh sehingga harus ada salah satu pintu air yang dibuka sehingga air mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Saya senang kalau banjir, karena setiap kali banjir saya selalu pulang ke Martapura. Saya dan keluarga beramai-ramai mendatangi rumah paman. Disana kami mandi, belajar renang, main perahu karet, mencuci mobil, mencuci motor, sambil bercengkerama. Tapi perlu hati-hati karena air ini ada juga yang dari limpahan sawah. Jadi ada kemungkinan bercampur dengan pestisida dan bahan kimia lainnya. Sehingga bisa membuat gatal. Jadi setelah bermain air, jangan lupa langsung berbilas sampai bersih. Hihihihi........

Saya melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang, jurusan Ilmu Komunikasi. Jadi saya pulang ke Martapura waktu libur semester dan libur Idul fitri. Betapa beruntungnya saya, pada tahun 2007 saat saya pulang bulan Februari dan Juli Martapura Banjir. Termasuk desa Tunggul Irang, saya sedih sekaligus senang. Sediah karena kasihan melihat orang-orang yang harus mengungsi dan kerepotan rumahnya terendam air. Senang karena saya bisa bermain-main ke rumah paman adiknya mama bersama sepupu-sepupu dan keponakan-keponakan saya.

Sebenarnya hal yang paling menyenangkan adalah makna berkumpul itu sendiri. Dari saudara mama yang pertama hingga yang kelima berkumpul semua menjadi satu. Julak, Acil, Om, Aa, Ading, kemanakan (keponakan), anak, cucu, istri, suami, sepupu, mama, abah, semuanya berkumpul disaat ada musibah yang membuahkan kebahagian. Mungkin kalau tidak banjir saya akan jarang mengunjungi desa tempat mama ku lahir.

Walaupun saya dan keluarga bersenag-senang diatas penderitaan orang lain, tetapi kami tidak meanmbah penderitaan mereka. Justru kami ikut membantu membersihkan rumah dan memberi sumbangan. Justru pamanku senang kami semua datang kesana, karena pamanku adalah anak terakhir jadi biasanya beliau yang mendatangi kakak-kakaknya di kota, teramsuk mama ku.

Apakah anda berminat main-main ke Martapura saat banjir. Seru lo!!!! lebih seru daripada banjir Jakarta. :-)

Komentar

  1. Wah, serem juga ya.. sukanya malah banjir.. semoga tahun 2009 gak pernah banjir.. amiin..

    Setuju gak?

    Hepi nu year!

    Keep posting n' happy blogging!

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih untuk komentar nya. keep in touch ya...

Postingan populer dari blog ini

Indera ketujuh, Indera Proprioseptif

Ide Kegiatan Anak - Merangsang Indera Vestibular

Landmark Baru Kota Samarinda, Menara Lampu Hias dan Patung Kuda di Taman Samarendah